Taman
Pujaan Bangsa itu dibangun pada tahun 1954, delapan tahun setelah peristiwa
heroik Puputan Margarana. Diresmikan oleh pemerintah pusat sebagai Taman Pujaan
Bangsa memiliki luas areal mencapai 25 hektar, menampung 1.342 nisan pahlawan
perang kemerdekaan Indonesia di Bali.
Dari
Denpasar, memerlukan waktu kira-kira 45 menit untuk mencapai TPB Margarana.
Daerahnya berbukit-bukit sehingga sangat cocok, untuk strategi perang gerilya.
Ketika masuk areal depan TPB Margarana terhampar kebun kelapa (sebelah barat)
walau tak seberapa luas.
Di
bagian timur terdapat beberapa warung dan fasilitas telepon umum serta rumah
pengelolantaman yang siap membantu anda yang ingin mengetahui seluk beluk taman
Margarana. Sebelum memasuki areal taman, kita wajib membaca petunjuk yang telah
terpampang di gapura atau dapat pula meminta petunjuk dari pengelola TPB
Margarana.
Di
dalam areal taman terdapat tugu megah yang konon di bawahnya adalah tempat
gugurnya I Gusti Ngurah Rai. I Gusti Ngurah Rai merupakan penggagas Puputan
Margarana. Keputusan perang Puputan Margarana diambil setelah pasukan I Gusti
Ngurah Rai dikepung dari seluruh sisi Desa Marga. Maka tak ada jalan lain
selain perang habis-habisan (puputan). Satu-satunya yang berhasil lolos dari
Puputan Margarana hanya I Wayan Sanur (alm), namun veteran perang kemerdekaan
lain yang masih hidup sudah tinggal beberapa saja.
Pada
sisi-sisi tugu terdapat potongan surat yang dikirim oleh I Gusti Ngurah Rai
kepada NICA berisi penolakan perintah untuk tunduk pada NICA.Wantilan cukup
luas mengapit lapangan, tepat di depan tugu. Setelah melewati jalan di belakang
tugu, kita akan mendapatkan hamparan nisan para pahlawan dari seluruh
Bali.
Pada sisi timur areal taman terdapat museum perjuangan Puputan Margarana. Seperti museum perjuangan yang lain terdapat peninggalan dari para pejuang misalnya senjata tajam dan api, pakaian para pejuang, peta pertempuran serta alat komunikasi yang dipakai saat perang kemerdekaan.
Dan
sudah menjadi tradisi setiap tanggal 20 Nopember diadakan ziarah ke Taman
Pujaan Bangsa Margarana selain kegiatan rutin gerak jalan 45 Puputan Margarana.
Hanya saja kalau kita ingin memasuki areal jangan dalam keadaan tidak suci alis
berhalangan. Dan ini telah terbukti ada orang kesurupan di dalam areal karena
malu mengatakan sedang berhalangan. Suasana magis memang menyeruak di areal
tersebut. Ini muncul barangkali letupan heroisme kejiwaan yang mendasari
Puputan Margarana. Pada Tanggal 20 November 1946 terjadilah pertempuran
habis-habisan antara pasukan pejuang Republik Indonesia melawan kaum penjajah
Belanda,di Banjar Kelaci, Desa Marga di bawah pimpinan Kolonel I Gusti Ngurah
Rai. Pertempuran ini terkenal dengan nama Perang Puputan Margarana.I Gusti
Ngurah Rai beserta segenap pasukannya gugur didalam pertempuran tersebut dan
seluruh abu jenazah para pahlawan bangsa ini dimakamkan di sini, yang terletak
kurang lebih 25 km dari Denpasar atau kurang lebih 10 km dari kota Tabanan.Di
Candi Pahlawan ini kita dapat menyaksikan beberapa tulisan yang merupakan surat
dari I Gusti Ngurah Rai bersama seluruh anggota pasukannya yang terkenal dengan
sebutan CIUNG WANARA tidak akan mau berkompromi atau menyerah kepada penjajah.
Sumber
:
https://www.tabanankab.go.id/
(Website/Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Tabanan)
Label:
Kabupaten, Bali, Nusa Tenggara
Artikel Terkait:
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar