Recent Post

loading...

Rabu, 13 September 2017

SEJARAH UNIMED -UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Pada tahun lima puluhan, setelah selesai revolusi, fisik, pertumbuhan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sekolah Menengah atas (SMA) demikian pesatnya, sehingga kebutuhan akan tenaga kependidikan (guru) yang berkualitas saat itu dapat dipenuhi. Dengan berbagai cara Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan membuka lembaga-lembaga pendidikan guru, seperti Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) dan Kursus B-I untuk mendidikan calon guru, khususnya guru yang bertugas di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Walaupun usaha itu demikian giat dilaksanakan, namun jumlah kebutuhan tenaga guru untuk Sumatera Utara belum juga terpenuhi dalam waktu singkat.

Bertolak dari keadaan ini, pada tahun 1956 beberapa tokoh pendidik di Sumatera Utara membuka Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang disebut PTPG, Gagasan ini disponsori oleh Prof. Ani Abbas Manopo, SH, yang pada waktu itu menjabat Dekan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU), G. Sianipar, kepala Inspeksi Pendidikan Masyarakat dan R.M. Simanjutak, Direktur SMA Negeri 1 Medan.

PTPG saat itu membuka jurusan Bahasa Inggris, Ilmu Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Masyarakat (kemudian dikenal sebagai Civic Hukum) dan Pendidikan Jasmani. Berdirinya PTPG ini tidak berlangsung lama, karena kemudian demi kelengkapan Universitas Sumatera Utara (didirikan oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tahun 1952) ketika dijadikan perguruan tinggi negeri pada tahun 1955, PTPG bergabung menjadi salah satu bagian dari Universitas Sumatera Utara dengan nama fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Proses ini terjadi pada tahun 1957, Berdasar pada Surat Keputusan Menteri PPK RI No. 95254 tanggal 22 Agustus 1957, resmilah FKIP menjadi salah satu Fakultas di Universitas Sumatera Utara (USU).
Sejak penggabungan dengan USU, Jurusan-jurusan yang dikelola FKIP tidak berubah, yaitu Pedagogik (Pendidikan), Hukum dan Kemasyarakatan, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Jasmani. Untuk memimpin fakultas yang baru itu Prof. Ani Abas Manopo dikukuhkan sebagai Dekan. Fakultas ini berkembang pesat, untuk meningkatkan kualitas staf pengajar beberapa dosen memperoleh kesempatan untuk tugas belajar ke luar negeri (Amerika Serikat). Dosen-dosen yang berangkat saat itu antara lain. G. Sianipar, S.H. R.M. Simanjutak, Harun Ar Rasyid, dan Ahmad Munir, mengambil program master. Dengan demikian posisi sekretaris jadi lowong dan kemudian diangkat Slamet Raharjo, M.A. Sebagai Sekretaris untuk menggantikan G.Sianipar, SH. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1961.
Pada saat itu FKIP USU mengalami kemajuan-kemajuan yang sangat berarti. Bantuan staf ahli dan tenaga pengajar didatangkan dari Colombo Plan dan Ford Foundation. FKIP waktu itu berlokasi di Jalan Imam Bonjol yang sekarang ditempati oleh Perguruan Pendidikan Harapan. Pada tahun 1961 itu pula FKIP-USU sesuai dengan keputusan Pemerintah dalam hal ini Kementrian PDK, diharuskan untuk menampung para mahasiswa dari kursus B-1 agar jangan terjadi dualisme dalam penyediaan tenaga kependidikan. Berdasarkan keadaan ini, maka jurusan-jurusan di FKIP bertambah, yaitu jurusan Matematika, Ekonomi Perusahaan, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah dan Civic, dan Jurusan Pendidikan Jasmani. Para staf pengajar dengan sendirinya juga bertambah dengan berntegrasiiinya B-1 ke FKIP USU.
Pada tahun 1962 staf pengajar yang telah berangkat ke Amerika Serikat kembali ke Indonesia dan bertugas di FKIP USU, pada tahun ini juga banyak staf pengajar tamatan IKIP Bandung yang bertugas di FKIP USU. Situasi ini membuat FKIP USU menjadi lebih dewasa setelah melalui beberapa masa yang cukup memprihatinkan karena kurangnya sarana.
Sementara itu masa bakti Prof. Ani Abbas Manopo, S.H., dan dari hasil pemilihan Senat Fakultas ditetapkan G. Sianipar, SH, sebagai Dekan FKIP USU. Sebagai pendamping Dekan dalam mengelola Fakultas terpilih Apul Panggabean, M.A sebagai kuasa Dekan I, Dra. Astoeti Hendarto sebagai kuasa Dekan II dan Drs. Osman Simanjuntak sebagai kuasa dekan II. Setelah itu diangkat pula Drs. A.O.B. Situmorang sebagai Kepala Biro Administrasi.
Perubahan FKIP USU menjadi IKIP Medan
Pada tahun 1962 FKIP USU menunjukkan perkembangan yang pesat, jurusan yang dikelola bertambah, dan jumlah mahasiswa sudah ribuan orang. Pada masa itu juga pemerintah telah memikirkan untuk membentuk suatu kelembagaan IKIP seperti yang ada di Bandung dan Malang, dengan maksud untuk menghapuskan PTPG. Kondisi ini mengharapkan FKIP USU lebih berkembang dan dapat menjadi IKIP. Pada saat ini FKIP USU belum memenuhi syarat untuk menjadi suatu Institusi Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang berdiri sendiri, maka FKIP USU kemudian dijadikan cabang dari IKIP Jakarta.
Dengan demikian pada tanggal 23 Juni 1963 terbentuklah IKIP Jakarta cabang Medan. Sebagai Dekan Koordinator diangkat G. Sianipar, SH, M.Sc, dibantu oleh dewan Presidium yang anggotanya terdiri atas G. Sianipar, S.H., M.Sc., Apul Panggabean, M.A, dan D.Q. Nasution. Bersamaan dengan itu Jurusan Pendidikan Jasmani ditetapkan menjadi Sekolah Tinggi Olahraga (STO) yang berdiri di bawah Departemen Olahraga Republik Indonesia.
Seiring dengan perubahan FKIP USU menjadi IKIP Jakarta Cabang Medan, maka terjadi pula reorganisasi pada Fakultas ini. Jurusan-jurusan dikelompokkan sesuai dengan bidang ilmu dan mematangkannya untuk menjadi Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) yang berdiri sendiri. Kelompok-kelompok Jurusan itu terdiri atas 4 Fakultas, yaitu :
  1. Cabang Fakultas Ilmu Pendidikan yang terdiri atas Jurusan :
a. Pendidikan Umum
b. Pendidikan Sosial
c. Bimbingan dan Penyuluhan, dan
d. Administrasi Pendidikan 
  1. Cabang Fakultas Keguruan Sastra dan Seni terdiri atas Jurusan :
a. Bahasa Indonesia, dan
b. Bahasa Inggris 
  1. Cabang Fakultas Keguruan Ilmu Sosial terdiri atas Jurusan :
a. Ekonomi Perniagaan,
b. Antropologi,
c. Sejarah, dan
d. Civics Hukum 
  1. Cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta terdiri atas Jurusan :
a. Ilmu Pasti,
b. Ilmu Kimia,
c. Ilmu Hayat,
d. Ilmu Alam, dan
e. Teknik Sipil 
Jurusan Pendidikan Jasmani pada tahun 1964 melepaskan diri dari IKIP Jakarta Cabang Medan sesuai dengan keputusan Pemerintah dengan Cabang berdirinya Sekolah Tinggi Olahraga (STO). Hal ini terjadi karena dalam kabinet baru terbentuk Departemen Olah Raga sehingga STO berada di bawah naungannya.
Perkembangan selanjutnya adalah dibukanya Estension Course IKIP Medan di Pematangsiantar dan Padangsidempuan yang mengelola Jurusan Sejarah, Bahasa Inggris, Civics Hukum dan Ekonomi Perusahaan. Staf pengajarnya didatangkan dari Medan. Oleh karena kebutuhan administrasi yang sangat mendesak, diangkatlah seorang Koordinator di Padangsidempuan yaitu Drs. Cholil Dalimunthe. Extension Course di Pematangsiantar kemudian ditutup pada tahun 1970.
Oleh karena perkembangan yang begitu pesat, kampus yang terletak di Jalan Imam Bonjol tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1965 pindah ke Jalan Merbau 38 A ke bekas sekolah Hoa Thiao Middle School. Di tempat yang baru itu pada tahun perkuliahan 1966/1967 IKIP menambah lagi satu fakultas yaitu Fakultas Keguruan Teknik dengan tiga Jurusan yaitu : Jurusan Sipil/Bangunan, Mesin dan Elektro.
Pada tanggal 17 Maret 1967, G. Sianipar, S.H., M.Sc. meninggal dunia sehingga pelaksanaan Rektor yang sementara dijabat oleh Apul Panggabean, M.A. Sebagai pelaksana tidak berlangsung lama karena beliau akhirnya diangkat sebagai Rektor yang defenitif pada tanggal 1 Mei 1968 dengan SK. Menteri P dan K No 128/KTI/SP/68. Sebagai Pembantu Rektor I adalah Drs. M. Joenoes Alim. M.Sc., Pembantu Rektor II, Drs. Osman Simanjuntak, dan Pembantu Rektor III adalah Drs. Djainget Sembiring Muhan. Tidak lama kemudian Drs. Osman Simanjuntak menjadi anggota DPRD Sumatera Utara, kemudian jabatannya sebagai Pembantu Rektor II digantikan oleh Drs. Manginar Manullang.

Sekolah Tinggi Olahraga (STO) yang dahulunya keluar dari IKIP Medan kembali diintegrasikan kepada IKIP Medan berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia No. 042/0/1977. Sejak itu IKIP Medan memilili 6 fakultas dan yang berakhir adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Keolahragaan.
Pada tahun 1978 masa jabatan Prof. Apul Panggabean M.A. sebagai Rektor berakhir, karena beliau memasuki masa purna  bakti atau pensiun. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 123/M tahun 1978 tertanggal 19 Juni 1978, Drs. M. Joenoes Alim, M.Sc. ditetapkan sebagai Rektor IKIP Medan menggantikan Prof. Apul Panggabean,. M.A. Sebagai Pembantu Rektor I dijabat oleh Prof. Dr. D.P. Tampubolon. Pembantu Rektor II adalah Drs. Norman Lubis, dan Pembantu Rektor III adalah Drs. Djainget Sembiring Muhan. Kedudukan Pembantu Rektor I kemudian beralih kepada Prof. Dr. Mangasa Silitonga dengan SK Menteri P dan K Republik Indonesia No.7071/C/I/180 karena Prof. Dr. D.P. Tampubolon diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Australia.  Untuk periode berikutnya Prof. M.Yoenoes Alim,M.Sc. kembali dikukuhkan sebagai Rektor IKIP Medan untuk yang kedua kalinya. Pembantu-pembantunya adalah Prof. Dr. Mangasa Silitonga sebagai Pembantu Rektor I, Drs. Norman Lubis sebagai Pembantu Rekor II dan Prof. Drs. Rajanin Bangun sebagai Pembantu Rektor III.
Setelah Prof. Drs. M. Joenoes Alim, M.Sc. mengakhiri jabatannya, kepemimpinan IKIP Medan dijabat oleh Prof. Drs. Sukama, M.A. sesuai dengan Keputusan Presiden RI tanggal 7 Nopember 1986 No. 222/Mu/1986. Pembantu Rektor adalah Prof. Dr. Usman Pelly, M.A, Prof. Drs. Sulaiman Lubis dan Prof. Drs. Jepta Hutabarat masing-masing sebagai Pembantu Rektor I, II dan III. Sesuai dengan Surat Keputusan Presiden R.I No. 269/M/1990, tanggal 10 Nopernber 1990, Prof. Drs. Sukarna, M.A, diangkat kembali menjadi Rektor IKIP Medan untuk periode kedua.

Pada periode ini beban dan tugas IKIP Medan tambah besar, maka di pertengahan tahun 1991 menambah lagi satu Pembantu Rektor. Dengan demikian pada periode ini Pembantu Rektor IKIP Medan menjadi 4 (empat). Pembantu Rektor I Prof. Drs. Darmono, M.Ed., Pembantu Rektor II Prof. Drs. Sulaiman Lubis, Pembantu Rektor III, Prof. Drs. Jepta Hutabarat dan Pembantu Rektor IV, Prof. Dr. Usman Pelly, M.A.
Setelah Prof. Drs. Sukama, M.A. menyelesaikan masa jabatannya, Rektor IKIP Medan dijabat oleh Prof. Drs. Darmono, M.Ed, sesuai dengan surat Keputusan Presiden RI No. 405/M/1994, tanggal 12 Desember 1994 dan dibantu oleh Pembantu  Rektor I, Prof. Djanius Djamin S.H, M.S. Pembantu Rektor II. Drs. Dharmansyah. Pembantu Rektor III, Drs. Salam Sembiring dan Pembantu Rektor IV, Drs. M. Zain Azhari. M.Pd.

Setelah periode Prof. Drs. Darmono, M.Ed., berakhir, maka Rektor IKIP Medan dijabat oleh Prof. Dr. Djanius Djamin, S.H., M.S. sesuai dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 356/M/Tahun 1998 tgl. 31 Desember 1998. dibantu oieh Prof. Dr. Usman Pelly, M.A. Sebagai Pembantu Rektor I, Drs. Alimuddrn Lubis sebagai Pembantu Rektor II, Drs. Salam Sembiring sebagai Pembantu Rektor III dan Dra. Setianna Simorangkir, M.A. sebagai Pembantu Rektor lV.
Di masa kepemimpinan Prof. Djanius Djamin. S.H., M.S.. IKIP Medan dikonversi menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) sesuai dengan Surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 124 Tahun 1999. Selanjutnva sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 35/M/Tahun 2003. kepemimpinan Rektor UNIMED masih dipercayakan kepada Prof. Djanius Djamin. S.H., M.S. dibantu oleh Drs. Hasudungan Sinaga, M.S. sebagai Pembantu Rektor I. Drs. Syawal Gultom, M.Pd. sebagai Pembantu Rektor II. Dr. Albinus Silalahi. M.Si, sebagai Pembantu Rektor III dan Dra. Setianna Simorangkir, M.A. Sebagai Pembantu Rektor IV. Pada periode ini terjadi penambahan Pembantu Rektor, yakni Pembantu Rektor V bidang perencanaan dan pengembangan, yang dipercayakan kepada Drs. Alimuddin Lubis. 

Setelah periode Prof. Dr. Djanius Djarnin. S.H., M.S. berakhir maka Rektor Universitas Negeri Medan dijabat oleh Prof. Syawal Gultom M.Pd.. sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 14/M/Tahun 2007 tanggal 20 Maret 2007, dibantu oleh Prof. Dr. Selamat Triono. M.Sc. Ph.D., sebagai Pembantu Rektor I, Drs. Chairul Azmi, M.Pd. sebagai Pembantu Rektor II, Drs. Biner Ambarita, M.Pd, sebagai Pembantu Rektor III dan Dr. Berlin Sibarani. M.Pd. sebagai Pembantu Rektor IV.
Pada tanggal 28 Maret 2011 Mendiknas mengangkat dan melantik Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. menjadi Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendiknas, maka untuk menjalankan tugas-tugas Rektor pada pada tanggal 11 April 2011 Menteri Pendidikan Nasional mengangkat Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D. sebagai Penjabat Rektor Unimed dengan Surat Keputusan No. 130/MPN.A4/KP/2011 tanggal 11 April 2011 dengan tugas melaksanakan pemilihan Rektor Unimed Periode 2011-2015.

Pada tanggal 15 Juni 2011 Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. dilantik  menjadi Rektor Unimed periode 2011-2015, sesuai dengan Surat Keputusan Mendiknas No. 149/MPN.A4/KP/2011 tanggal 23 Mei 2011, dibantu oleh Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. sebagai Pembantu Rektor I, Drs. Chairul Azmi, M.Pd. sebagai Pembantu Rektor II, Dr. Biner Ambarita, M.Pd, sebagai Pembantu Rektor III dan Prof. Dr. Berlin Sibarani. M.Pd. sebagai Pembantu Rektor IV.

Perubahan IKIP Medan menjadi Universiras Negeri Medan (UNIMED)
Perubahan IKIP Medan menjadi Universitas dimaksudkan sebagai upaya peningkatan mutu penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Perubahan ini pada gilirannya ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu lulusan yang dipandang relevan untuk menjawab kebutuhan pembangunan di berbagai bidang.
Perubahan kelembagaan menjadi Universitas Negeri Medan yang peresmiannya dilaksanakan pada bulan Pebruari 2000 dengan SK. Presiden No. 124 Tahun 1999, tanggal  7 Oktober 1999 menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lembaga dan yang sebelumnya hanya mengelola bidang-bidang jurusan/program studi kependidikan (Dik) yaitu Sarjana Pendidikan (S.Pd), setelah menjadi universitas juga menamatkan Sarjana Sains (S.Si) di bidang jurusan/program studi non kependidikan.
Perubahan kelembagaan ini yang menyebabkan perluasan fungsi lembaga yang diperkirakan memiliki nilai lebih ditinjau dan beberapa hal antara lain :
  1. Terjadinya pemanfaatan bersama fasilitas dan sumber-sumber belajar (resource sharing) secara optimal. Keberadaan berbagai fasilitas sumber belajar yang ditujukan kepada pendidikan non kependidikan seperti alat-alat laboratorium, dan buku dapat digunakan oleh mahasiswa kependidikan. Dengan Resource Sharing ini diharapkan program studi kependidikan akan menjadi bertambah baik.
  2. Memperbesar daya tampung mahasiswa dan akses Universitas Negeri.
  3. Diharapkan terjadi persaingan yang sehat antar mahasiswa Dik dan Nondik. Hasil dan persaingan ini pada gilirannya  akan meningkatkan kualitas tamatan baik dan Dik maupun Nondik.
  4. Mulai tahun ajaran 2000/2000 penyelenggaraan pendidikan di UNIMED dalam program kependidikan dan non kependidikan dilaksanakan dengan mengacu pada format kurikulum bersama untuk bobot enam semester yang dinamai “Kurikulum Bersama Enam Semester Program Non kependidikan dan Kependidikan” yang telah dimulai pada tahun ajaran 2000/2001. Dengan format seperti ini diharapkan akan terjadi peningkatan mutu lulusan pada kedua jurusan/program studi terutama pada peserta program kependidikan (Sarjana/S.Pd) karena mempunyai kemampuan bidang ilmu yang sama dengan peserta program non kependidikan (Sarjana Sains/S.Si).
  5. Unimed mengelola 7 (tujuh) Fakultas dan 1 (satu) Program Pascasarjana terdiri dan : 1) Fakultasn Ilmu Pendidikn (FIP), 2) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), 3) Fakultasb Ilmu Sosial (FIS), 4) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Aalam (FMIPA), 5) Fakultas Teknik (FT), 6) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK),  7). Fakultas Ekonomi (FE), 8) Program Pascasarjana (PPs).

Sumber :
http://www.unimed.ac.id (Website/Situs Resmi UNIMED -UNIVERSITAS NEGERI MEDAN)


SEJARAH USU-UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.
Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956),dan Fakultas Pertanian (1956).
Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh.
Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2006), Fakultas Psikologi (2007), Fakultas Keperawatan (2009), Fakultas Kehutanan (2014).
Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999) yang semula adalah Politeknik USU.

Rektor USU (1958-2021)
1958-1962
Z. A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium
1957-1958
Prof. Dr. Ahmad Sofian, Presidium
1962-1964
Prof. Mr. Mahadi, Ketua Presidium
1964-1965
Ulung Sitepu, Presidium
1965-1966
Drg. Nazir Alwi, Rektor
1966 (Mei-Nov)
Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor
1966-1970
Dr. S. Harnopidjati, Rektor
1970-1978
Harry Suwondo, S.H., Rektor
1978 (Mei-Juli)
O. K. Harmaini, S.E., Ketua Rektorium
1978-1986
Dr. A. P. Parlindungan, S.H., Rektor
1986-1994
Prof. M. Jusuf Hanafiah, Rektor
1994-2010
2010-2015
Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A.(K.), Rektor
2015-2016
Prof. Subhilhar, M.A., Ph.D, Plt. Rektor
2016-2021

Sumber :
http://www.usu.ac.id (Website/Situs Resmi USU-UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

Label :


SEJARAH UNSRI- UNIVERSITAS SRIWIJAYA




Ide untuk memiliki sebuah perguruan tinggi di Sumatera Selatan telah ada sejak awal tahun 1950-an, yang dicetuskan dalam suatu kesempatan resepsi perayaan hari Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1952. Diprakarsai oleh beberapa orang pemuka masyarakat, menjelma menjadi kesepakatan untuk membentuk "Panitia Fakultet Sumatera Selatan". Menjelang akhir Agustus 1952, dengan berbagai pertimbangan, ditetapkan bahwa yang pertama akan didirikan adalah fakultas ekonomi. Untuk itu dibentuklah "Panitia Fakultet Ekonomi Sumatera Selatan" yang dikelola oleh suatu yayasan yang didirikan pada tanggal 1 April 1953 dengan nama "Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti".
Pembukaan Fakultet Ekonomi secara resmi di bawah Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 1953 dalam suatu acara yang dihadiri oleh Mr. Hadi, Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PPK), Drg. M. Isa (Gubernur Sumatera Selatan), Bambang Utoyo (Panglima TT II Sriwijaya) dan Ali Gathmyr (Ketua DPRD Sumatera Selatan).
Upaya melengkapi perguruan tinggi di Sumsel dilanjutkan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti dengan membentuk Panitia Penyelenggaraan Fakultas Hukum. Pada tanggal 1 November 1957, bertepatan dengan perayaan Dies Natalis IV Fakultas Ekonomi, diresmikanlah fakultas tersebut dengan nama 'Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat".
Pengembangan kemudian dilanjutkan dengan bantuan Penguasa Militer Teritorial II Sriwijaya yang memberikan bantuan keuangan unuk mendirikan gedung permanen Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti di Bukit Besar (kini Kampus Unsri Bukit). Upacara peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 31 Oktober 1957
Upaya selanjutnya adalah penegerian perguruan tinggi yang sudah ada tersebut. Dengan perjuangan gigih tokoh masyarakat Sumsel ketika itu, antara lain Kolonel Harun Sohar (Panglima selaku Ketua Paperda TT II/ Sriwijaya) dan A. Bastari (Gubernur), hambatan yang amsih ada untuk berdirinya universitas negeri di Palembang dapat diatasi. Delegasi yang dikirim ke Jakarta bulan Desember 1959 menemui Menteri PPK (Mr. Moh yamin) berhasil memperoleh jaminan kesediaan pemerintah untuk mengambil alih Perguruan tinggi Syakhyakirti menjadi suatu universitas negeri. Dengan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1960 tanggal 29 Oktober 1960 (Lambaran Negara Tahun 1960 No. 135) akhirnya berdirilah Universitas Sriwijaya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 3 November 1960 dalam upacara penandatanganan piagam pendirian oleh Presiden Sukarno dengan disaksikan oleh Menteri PPK (Mr. Priyono) dan beberapa Duta Besar negara sahabat. Sebagai Presiden Universitas yang pertama diangkat Drg. M. Isa yang diangkat dengan Keputusan Presiden No. 696/M tahun 1960 tanggal 29 Okober 1960
Untuk memenuhi tuntutan perkembangan, Unsri kemudian merencanakan penambahan kampus, di luar Bukit Besar yang sudah ada, dengan membebaskan tanah seluas 712 hektar, di Indealaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sekarang Ogan Ilir-OI), pada tahun 1982. Pembangunan kampus baru ini dimulai pada tahun 1983 dengan bantuan dana Asian Development Bank (ADB), yang secara fisik baru dimulai pada tahun 1989 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 1993. Gubernur Sumatera Selatan H Ramli Hasan Basri memberikan kuliah perdana menandai awal kegiatan akademik di kampus baru Inderalaya ini pada tanggal 1 September 1993. Pemanfaatan sepenuhnya fasilitas di Kampus Inderalaya dilaksanakan dengan Keputusan Rektor pada bulan Januari 1995 dimana ditetapkan bahwa terhitung sejak tanggal 1 Februari 1995 semua kegiatan administrasi dan sebagian besar kegiatan akademik diselenggarakan di Kampus Inderalaya. Peresmian Kampus Unsri Indralaya yang sesungguhnya baru dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 1997 oleh Presiden Soeharto.

Sumber :
http://www.unsri.ac.id (Website/Situs Resmi UNSRI- UNIVERSITAS SRIWIJAYA)

Label : 


SEJARAH UNP-UNIVERSITAS NEGERI PADANG


Universitas Negeri Padang (UNP) adalah hasil konversi IKIP Padang menjadi universitas, yang pada mulanya bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Semenjak didirikan pada tanggal 1 September 1954, UNP telah mengalami banyak perubahan.
Dalam sejarah perkembangannya, perubahan-perubahan yang terjadi meliputi bukan saja nama dan tempat kedudukannya, tetapi juga status serta program-program pendidikan yang dikembangkannya, sesuai dengan kebijakan untuk memenuhi tuntutan perkembangan pendidikan di tanah air. Perubahan ini dapat diklasifikasikan dalam lima periode, yaitu periode PTPG Batusangkar, periode FKIP Universitas Andalas Bukittinggi di Batusangkar, periode FKIP Universitas Andalas Padang, periode IKIP Jakarta Cabang Padang, periode IKIP Padang dan periode UNP.
1. Periode PTPG Batusangkar (1954 - 1956)
PTPG Batusangkar mulai berdiri dengan enam jurusan, yaitu Jurusan Bahasa Indonesia, Jurusan Sejarah, Jurusan Bahasa Inggris, Jurusan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pasti, dan Jurusan Biologi. Tetapi, banyak mahasiswa angkatan pertama pindah ke PTPG Bandung dan ke PTPG Malang karena perkuliahan belum berjalan menurut semestinya. Akibatnya, sedikit sekali mahasiswa yang bertahan. Karena itu, jurusan yang semula berjumlah enam berkurang menjadi empat jurusan yang masih ada mahasiswanya, yakni Jurusan Bahasa Indonesia, Jurusan Sejarah, Jurusan Ekonomi. dan Jurusan Matematika. Namun, pada tahun 1955 dibuka lagi sebuah jurusan baru yaitu Jurusan Hukum yang kemudian tercatat sebagai jurusan yang pertama menghasilkan sarjana pendidikan pada tahun 1964.
2. Periode FKIP Unand Bukittinggi di Batusangkar (1956 - 1958)
Pada tahun 1956 PTPG di seluruh Indonesia diintegrasikan ke universitas setempat. Walaupun pengintegrasian itu merupakan perubahan status, bagi PTPG Batusangkar yang diintegrasikan ke dalam Universitas Andalas Bukittinggi, kebijakan itu hampir tidak mempengaruhi program-program sebelumnya. Pergolakan daerah yang terjadi waktu itu menyebabkan sedikit kemacetan dalam pelaksanaan program perkuliahan selama satu tahun, yaitu selama tahun 1957 sampai awal 1958.
3. Periode FKIP Unand Padang (1958 - 1964)
Setelah mengalami kemacetan hingga awal 1958, FKIP Unand diaktifkan kembali pada tanggal 10 Juni 1958 dan pada tanggal 1 September dalam tahun yang sama kedudukannya dipindahkan dari Batusangkar ke Padang. Barulah sesudah tahun 1958 FKIP Unand berkembang lebih mantap. Pada tahun 1961, semua kursus B1 di seluruh Sumatra Barat diintegrasikan ke dalam FKIP, yaitu kursus‑kursus B1 Bahasa Inggris dan Kursus B1 Sejarah di Bukittinggi dan Kursus-kursus B1 Bahasa Indonesia, Ilmu Pasti, Perniagaan, dan Pendidikan Jasmani di Padang. Perkembangan seterusnya terjadi dengan dibukanya beberapa jurusan yang baru, yaitu Jurusan Pembimbing Pendidikan, Jurusan Ilmu Hayat, Jurusan Pendidikan Sosial, dan Jurusan Seni Rupa. Hampir semua jurusan baru mengembangkan program Sarjana Muda. Pada periode ini baru jurusan Civics/Hukum dan Jurusan Ekonomi/ Koperasi yang telah merintis pengembangan program Sarjana.

4. Periode IKIP Jakarta Cabang Padang (1964 - 1965)
Pada tahun 1964, FKIP Unand Padang terlepas dari Universitas Andalas dan menjadi IKIP Jakarta Cabang Padang. Dengan mengorganisasikan jurusan-jurusan yang ada, muncullah empat fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial (FKPS), dan Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS). Pada periode ini, Jurusan Pendidikan Jasmani FKIP yang pada mulanya adalah B1 Pendidikan Jasmani Padang berubah status menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO) Jakarta Cabang Padang, di bawah Departemen Olah Raga.
Periode ini merupakan masa peralihan sebelum IKIP Padang berdiri sendiri. Pada akhir tahun 1964 dibentuk sebuah fakultas baru, yaitu Fakultas Keguruan Teknik (FKT), dari lembaga berstatus swasta yang dibina oleh Yayasan Pembangunan dan Kesejahteraan IKIP Padang. Dengan demikian, IKIP Jakarta Cabang Padang mem-punyai lima fakultas sehingga memenuhi syarat untuk mendapatkan status sebagai IKIP yang berdiri sendiri.
5. Periode IKIP Padang, Lembaga yang berdiri sendiri (1965-1999)
Terhitung mulai tanggal 7 Agustus 1965, dengan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 351/1965, IKIP Padang berstatus sebagai IKIP yang berdiri sendiri. Institut ini terdiri dari lima fakultas yang mempunyai 14 jurusan, yaitu (a) FIP dengan Jurusan Ilmu Mendidik dan Jurusan Pendidikan Sosial, (b) FKPS dengan Jurusan Sejarah/ Antropologi, Jurusan Ekonomi/Koperasi, dan Jurusan Civics/Hukum, (c) FKIE dengan Jurusan Ilmu Pasti, Jurusan Ilmu Hayat, Jurusan Ilmu Alam, dan Jurusan Ilmu Kimia (d) FKSS dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, dan Jurusan Seni Rupa, dan (e) FKT dengan Jurusan Mesin, Jurusan Sipil, dan Jurusan Arsitektur.
Pada bulan Mei 1966, seluruh kegiatan IKIP Padang dipindahkan ke Air Tawar. Semenjak itulah setahap demi setahap institut ini mulai membangun kampusnya, dan mengembangkan program-program yang lebih luas sehingga pada tahun 1969 terdapat 21 jurusan dalam lima fakultas.
Semenjak tahun pertama Pembangunan Lima Tahun I, IKIP Padang berkembang semakin pesat. Pada tahun 1970, IKIP Padang mempunyai Sekolah Laboratorium yang terdiri atas SMA dan STM Laboratorium. Dua tahun kemudian, 1 Januari 1972 Sekolah Laboratorium dilengkapi dengan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan SMP. Pada tahun yang sama, IKIP Padang diserahi tanggung jawab untuk melaksanakan Proyek Perintis Sekolah Pembangunan.
Mulai tahun akademik 1975 pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pengembangan program mulai dirintis dengan pemakaian sistem kredit semester (sks) yang pada tahun 1979 dilaksanakan di semua perguruan tinggi di seluruh Indonesia sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahun berikutnya, tahun 1976 dan 1977 dibuka program tanpa gelar sebagai jawaban dari meningkatnya permintaan guru-guru sekolah menengah. Program tanpa gelar atau program sertifikat ini dikenal dengan nama Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP), dengan jurusan-jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Tahun 1977 program sertifikat ini dimekarkan dengan membuka bidang studi baru, yaitu Bimbingan dan Penyuluhan, Keterampilan Jasa, serta Keterampilan Kerajinan. Sementara itu, pada tahun yang sama, dibuka pula program sertifikat lain bernama Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Atas (PGSLA) dengan bidang studi Biologi, Fisika, Kimia, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kedua jenis program sertifikat ini berlangsung sampai tahun 1978.
Dengan pengintegrasian Sekolah Tinggi Olahraga (STO) tahun 1977, IKIP Padang menambah sebuah fakultas baru, yaitu Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (FKIK) dengan jurusan-jurusan Pembina Olah Raga, Pemasalan dan Rekreasi, dan Olah Raga dan Kesehatan. Dengan demikian, IKIP Padang telah mempunyai enam fakultas.
Pada tahun 1979 IKIP Padang membuka program S0, S1 dan Akta Mengajar I, II, III dan IV. Program S0 terdiri dari Program D1, DII dan DIII yang khusus menghasilkan guru SLTP dan SLTA.
Dengan Keputusan Mendikbud tanggal 14 Maret 1983, ditetapkan nama‑nama fakultas dalam IKIP secara nasional, yakni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Fakultas Pendidikan Olah Raga Kesehatan (FPOK), dan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK).
Pada tahun 1990, sesuai kebijakan Mendikbud Republik Indonesia bahwa pelaksanaan program LPTK di bawah satu atap maka Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sekolah Guru Olahraga (SGO) di Sumatera Barat (Bukittinggi dan Padang) diintegrasikan ke IKIP Padang menjadi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Guru Kelas dan Jurusan PGSD Pendidikan Jasmani (Penjas). Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kwalitas guru Sekolah Dasar. Demikian pula, pada tahun 1994, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) Bandar Buat Padang juga diintegrasikan ke IKIP Padang menjadi jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) di FIP IKIP Padang.
Program Pascasarjana (PPs) UNP telah dirintis sejak tahun 1981 dengan nama Kegiatan Pengumpulan Kredit (KPK) di bawah binaan Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta dengan program studi Administrasi Pendidikan. Status KPK ditingkatkan menjadi program studi yang berdiri sendiri dengan SK Dirjen Dikti No. 517/Dikti/Kep/1992 tanggal 31 Desember 1992. Pada tahun akademik 1994/1995 Program Studi Administrasi Pendidikan dikelompokkan menjadi beberapa konsentrasi, yaitu Manajemen Pendidikan, Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan Bahasa. Pada tahun 1996/1997 dibuka lagi dua konsentrasi, yaitu Teknologi Pendidikan dan Manajemen Lingkungan. Pada tahun 1997/1998 beberapa konsentrasi telah berstatus menjadi Program Studi.
6. Periode Universitas Negeri Padang (UNP) (1999 - sekarang)
Perubahan IKIP Padang menjadi Universitas Negeri Padang (UNP) ditetapkan dengan Kepres Nomor 93 tahun 1999 Tanggal 24 Agustus 1999. Sebelumnya, berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Nomor 1499/D/1996 tanggal 20 Juni 1996, Dirjen Dikti menyetujui pemberian tugas yang lebih luas kepada IKIP Padang untuk menyelenggarakan program-program studi nonkependidikan, di samping tetap menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan tenaga kependidikan. Sejak tahun akademik 1997/1998, IKIP Padang telah mulai menyelenggarakan berbagai program studi nonkependidikan sebagai perluasan mandat yang diberikan pemerintah, melalui surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud No. 1884/D/I/1997 tanggal 1 Agustus 1997, dengan membuka program studi: 1) Bahasa dan Sastra Indonesia, 2) Bahasa dan Sastra Inggris, 3) Matematika, 4) Biologi, 5) Fisika, dan 6) Kimia untuk Jenjang program S1. Sedangkan program studi 1) Teknik Elektro, 2) Teknik Sipil, 3) Teknik Mesin, 4) Teknik Otomotif, 5) Tata Boga, dan 6) Tata Busana dibuka untuk Jenjang Program D3, dan Teknik Otomotif Jenjang D3. Dengan demikian, UNP tidak hanya menyiapkan peserta didik untuk menjadi tenaga kependidikan tetapi juga menyiapkan tenaga akademik dan profesional di bidang nonkependidikan tertentu,
Pada tahun akademik 1999/2000 UNP mendapat persetujuan lagi membuka program studi nonkependidikan baru, yaitu 1) Teknik Otomotif D3, 2) Manajemen S1, dan 3) Ilmu Keolahragaan S1. Kemudian, pada tahun Akademik 2001, UNP membuka lagi empat program studi nonkependidikan yaitu: Teknik Pertambangan (D3), Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan (D3), Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan (S1) dan bidang kependidikan yaitu: Pendidikan Sosiologi dan Antropologi (S1). Maka, sampai tahun akademik 2001/2002 UNP sudah membuka 19 program studi Nonkependidikan dan akan menyusul untuk program studi lainnya.
Dengan berubahnya IKIP Padang menjadi UNP, maka terjadi perubahan nama-nama fakultas menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Bahasa Sastra dan Seni (FBSS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan tahun 2005 melalui persetujuan DIKTI No 2816/D/T/2004 tanggal 22 Juli 2004 dan Surat Keputusan Rektor No 05/J.41/KP/2005 tanggal 2 januari 2005 bertambah satu fakultas lagi yaitu Fakultas Ekonomi (FE).
Untuk Program Pascasarjana (S2) pada tahun 2001, dikeluarkan izin pembukaan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Dengan demikian saat ini PPs UNP memiliki 6 Program Studi, yaitu Administrasi Pendidikan, Pendidikan IPS, Pendidikan Bahasa, Teknologi Pendidikan, Ilmu Lingkungan, dan Bimbingan Konseling. Di samping itu PPs UNP juga memiliki 10 konsentrasi, yaitu (1) Manajemen Pendidikan, (2) Manajemen Pendidikan Lingkungan, (3) Manajemen Pendidikan Olah Raga, (4) Pendidikan Bahasa Indonesia, (5) Pendidikan Bahasa Inggris, (6) Pendidikan Ekonomi/Geografi, (7) Pendidikan Sejarah/PPKN, (8) Pendidikan Sosiologi/Antropologi, (9) Teknologi Pendidikan dan (10) Pendidikan Kejuruan. Untuk Tahun ajaran 2003/2004 PPs melaksanakan Program Doktor (S3) dengan program studi Ilmu Pendidikan berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 940/D/T/2003, tanggal 7 Mei 2003.
Di samping Program Pascasarjana di atas, pada tahun 2000 UNP membuka Program S2 Magister Manajemen (MM) yang pada awalnya diselenggarakan atas kerjasama dengan Universitas Jember. Namun, sejak keluarnya SK Dirjen Dikti No. 2596/D/T/2000 tanggal 6 Agustus 2001, UNP mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan Program Magister Manajemen secara mandiri. Pada tahun 2003, Program MM terakreditasi pada BAN PT berdasarkan SK BAN PT No. 068/BAN-PT/Ak-II/S2/VII/2003. Program MM UNP saat ini memiliki tiga konsentrasi, yaitu Manajemen Publik, manajemen Pemasaran, dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kemudian pada tanggal 17 Februari 2015, UNP kembali mengalami perubahan dari Instansi Pemerintah Satuan Kerja biasa, menjadi Instansi Pemerintah dengan status menerapkan PK BLU secara penuh. Perubahan ini berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 335/KMK.05/2015 tanggal 17 Februari 2015 maka status Universitas Negeri Padang telah sah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sehingga dapat menerapkan fleksibilitas di dalam pengelolaan keuangan dan mengembangkan aset serta layanannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan sekaligus sebagai instansi pertama yang menjadi Badan Layanan Umum di tahun 2015.

Sumber :
http://www.unp.ac.id/ (Website/Situs Resmi Universitas Negeri Padang (UNP) )

Label: